Minggu, 07 September 2014

Bila Dua Hati Dah Terjalin ...


Bila dua hati dah terjalin
Selamatlah pengantin kami doakan
Moga ridha Allah bersinar selalu
Tanda bermula bahtera hidup
Dalam melayari bahtera rumah tangga
Ada rasa kesal dan rasa gelisah
Jangan nafsu diikut melulu
Sabar dan kemaafan itu perlu
……………………………………………………………..
Saudaraku ……….
Entah apa yang harus kutuliskan dalam lembaran ini untuk melukiskan perasaan yang ada dalam hatiku. Bahagia, bangga, dan juga tak percaya. Bahagia, karena engkau kini telah mendapatkannya, “bidadari’ pujaan hatimu. Seorang kawan yang akan menemani hari-harimu dalam melayari bahtera kehidupan. Seorang kawan yang akan senantiasa menyertai langkah-langkahmu. Kawan untuk berbagi rasa denganmu. Senangmu adalah senangnya, sedihmu adalah sedihnya, sukamu adalah sukanya, dukamu adalah dukanya. Ia kan selalu ada di sisimu untuk bersama-sama mencoba membangun peradaban baru. Bangga, karena engkau berani ‘melawan’ paradigma  yang selama ini ada. Bangga, karena engkau telah berhasil menggenapkan separuh agamamu. Tak percaya, karena rasanya baru kemarin kita bersama, dan aku tahu engkau belum begitu dewasa (he...he…).
Saudaraku ………..
Kini engkau telah memasuki sebuah dunia baru yang berbeda dengan duniamu selama ini, dunia ‘para lajang’. Engkau telah memasuki dunia baru yang penuh dinamika dan penuh warna. Ya, pernikahan. Itulah nama dunia baru tersebut. Sebuah dunia yang sebenarnya, yang merupakan pintu masuk ke dalam kehidupan bermasyarakat. Eksistensi kita sebagai manusia akan lebih diakui masyarakat bila kita telah memasukinya. Dan engkau telah berhasil melakukannya.  Dunia yang memerlukan persiapan matang untuk melangkah ke dalamnya. Tidak hanya persiapan fisik dan materi, tapi juga persiapan mental dan spiritual.
Saudaraku …………
Pernikahan, bukanlah hanya pertemuan lahiriyah dua manusia dengan karakter yang sama, tapi ia merupakan pertemuan lahiriyah dan batiniyah dua insan berbeda jenis dengan beragam sifat dan karakter, pertemuan dua keluarga besar dengan perbedaan latar belakang. Sehingga peluang munculnya duri-duri dan kerikil tajam yang akan mengganggu nikmatnya perjalanan kalian juga terbuka lebar. Oleh karenanya, diperlukan kesabaran, keikhlasan dan pemahaman yang mendalam akan makna dari pernikahan. Bila nanti riak-riak  gelombang dan badai mulai deras melanda, perlu kiranya engkau menengok kembali tujuan awal dari pernikahan yang engkau bina.
Saudaraku ………….
Pernikahan bukanlah perjalanan wisata, yang hanya akan melalui taman indah penuh bunga berwarna-warni dengan kupu-kupu cantik beterbangan mengitari kuntumnya yang mekar merona. Bukan pula mengayuh sampan di telaga bening dengan airnya yang mengalir tenang.
Lebih dari itu, pernikahan merupakan perjuangan yang terkadang mesti melewati jalanan menanjak, sempit dan berliku tajam, di kanan kirinya jurang terjal yang setiap saat bisa membuat kita tergelincir bila tidak waspada. Pernikahan ibarat pelayaran di samudera luas menuju pulau harapan. Tidak selamanya ombaknya tenang, bintang gemintang terang bersinar, angin bertiup lembut menyejukkan. Ada masanya langit kelam tertutup awan menghitam, badai topan menerjang, ombak bergulung menghempaskan bahtera, hujan deras melanda diserta kilatan petir yang menyambar dan gemuruh suara guntur yang memekakkan telinga. Di saat itulah, kesabaran, ketabahan, kesungguhan dan komitmen kita sedang diuji. Tidak bisa semuanya itu dihadapi seorang diri. Tapi, diperlukan kerjasama dan saling pengertian di antara kalian berdua.
Saudaraku …………         
Satu hal yang tidak bisa engkau abaikan untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga adalah komunikasi yang mesti terjalin dengan baik. Karena inilah kunci keharmonisan. Semua problema yang ada tidak akan pernah menjelma menjadi karang penghalang eratnya hubungan kalian. Keseriusanmu dalam menggapai cita tidak harus menghilangkan keindahan canda, Banyak permasalahan yang bisa diselesaikan dengan hati yang gembira karena canda, sebab pangkal persoalan sebenarnya adalah kurangnya komunikasi dan cara yang keliru dalam penyikapannya.
Saudaraku …………..
Pernikahan merupakan sarana untuk saling memperbaiki diri. Saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Saling menolong dalam mengerjakan kebaikan. Saling memperingatkan bila ada yang berbuat kealpaan. Sebab itulah, di saat kawan hidupmu tergelincir, segeralah engkau genggam erat jemarinya, sediakanlah bahumu untuk dijadikan sandaran, dan dengarkanlah bisik hatinya, tataplah bola matanya. Dan ucapkanlah sesuatu yang menyejukkan perasaannya. Tidak perlu malu untuk berpuitis-ria dan mengucapkan kata-kata yang romantis. Karena ini bukanlah hal yang tabu, dan bukan merupakan kelemahan kepribadian. Tapi ini satu bentuk kelembutan dalam diri yang bisa memenuhi kebutuhan akan rasa keindahan.
Saudaraku …………..
Tidak ada salahnya jika sekali waktu engkau bersikap lembut dan kekanak-kanakan. Jadilah engkau seperti anak kecil dihadapan istrimu, demikian kata sahabat umar ra. Karena ini akan semakin menambah kedekatan hati dengan belahan jiwamu. Kelembutan, tidak identik dengan kelemahan. Kelembutan akan menghasilkan sesuatu yang tidak dapat diraih dengan kekerasan. Karena itu, hadapilah segala permasalahan yang muncul dengan hati tenang. Siramlah api cemburu yang mungkin berkobar dengan air kejernihan hati. Redamlah marah tanpa sebab dengan mengingat segala kebaikannya.
Saudaraku ………………..
Sekali lagi, di hari yang bahagia ini, ijinkan aku sekedar mengucapkan “Baarakallaahu laka wabaaraka ‘alaika wajama’a bainakumaa fii khair”. Selamat memasuki dunia baru itu. Doaku kan selalu menyertai langkah kalian berdua. Dan kini, kau telah berhak untuk menyenandungkan nasyid ini:
            Kini berpadulah dua hati dalam mahligai cinta
            Ikatan nan agung sempurna sebagian agama
            Allah telah menghalalkanmu menjadi pendamping bagiku
           Dan kaupun tlah mengikhlaskanku menjadi pendampingmu